Memalukan! Itu mungkin kata yang tepat bagi PSSI saat ini. Kekanak-kanakan dan kurang dewasa!. Pikiran pendek ga melihat masa depan. PSSI sudah berusaha tapi ada oknum yang bermasalah. Sungguh kecewa. Timnas pun terancam mati. Lalu siapa yang haruis bertanggung jawab? Sungguh tak bisa membayangkan apa yang terjadi jika PSSI benar-benar dibanned. Sia-siakah semangat anak muda selama ini? Mengapa K-78 tidak mau mematuhi semua regulasi FIFA? Apa karena George Toissuta atau Arifin Panigoro tidak jadi ketum PSSI sepakbola kita akan hancur.

ntahlah yang jelas harapan saya hanyalah timnas ga kena sanksi berat. Toh walaupun kita disanksi moga aja timnas bisa maju di pentas dunia di masa akan datang!

semoga tidak ada sanksi yang dijaruhkan pada Indonesia , btw katanya kongres mau diadakan lagi tapi sama pemerintah bener gak ya ?? kalo bener semoga aja dah gak jadi di sanksi

ane tidak memihak siapapun
tidak pada PSSI, tp tidak pula pada K-78

hal seperti ini mgkin perlu utk dikaji dr sudut pandang lebih luas, melihat dr semua sisi: PSSI, FIFA, K-78, Pemerintah, para pemain sepakbola, masyarakat Indonesia

tp jujur aja, mgkin ada baiknya sanksi dikenakan pada PSSI. toh kan tidak akan selamanya. kadang yg namanya hukuman itu punya efek yg lebih baik drpd pujian. kadang yg namanya hukuman itu membuat semua org jadi lebih byk belajar dan lebih mau introspeksi, dan akan lebih mawas dan waspada utk ke depannya, dan membuat seluruh elemen yg terkait bs menjadi lebih dewasa...

setuju kang..mendingan kita disanksi buat beberapa bulan tapi waktu balik jadi juara...daripada kita ga disanksi tapi prestasi persepakbolaan kita makin jeblok karena ulah oknum yang ga bertanggung jawab...

maaf akang2 kalau kita di sanksi kasihan kpada tim2 yg skrng lg bertanding di luar dan buat pemain timnas yg sudh berlatih mati2an tidak ada gunanya lagi..Kalau kita benar di sanksi kita bakal rugi semua2nya.....banyak masyrakat kehilangan mata pencarian dan tim2 di ISL tidak seru lagi karena pemain asing harus pulang kandang tidak boleh main di indonesia lg.....Buat K-78 apa hebatnya 2 orang itu?

@antu:
ya memang.. tp seperti ane blg, mgkin ("mungkin" nih lho) lebih baik kena sanksi.. rugi sekarang? bisa jadi.. tp coba kita berpikir dr cara pandang yg lain, cara pandang yg lebih positif: bahwa kita (semua elemen) akan introspeksi diri.
permasalahan utama yg membuat persepakbolaan Indonesia jeblok kyk gini adalah: mental. semua elemen udah terkontaminasi dgn kepentingan pribadinya. dengan adanya sanksi, semuanya akan dpt tamparan keras.

coba perhatikan sepakbola tanah air dulu, saat mental para pemain dan pengurusnya benar2 hanya ingin berprestasi, benar2 hanya ingin mengharumkan nama bangsa (bisa di cek di thread Sejarah Timnas Indonesia ), dgn kondisi yg jauh tidak lebih baik drpd skrg mereka lbih berhasil. knp bisa? mental mereka udah kuat. apa kita ada mikirin FIFA waktu itu? ga juga kyknya.
ane bkn pgn membanggakan masa lalu, tp sepatutnyalah masa lalu itu dijadikan pelajaran

skrg kl menilik "Siapa yg bertanggung jawab" terhadap permasalahan sepakbola Indonesia, ane akan menjawab: semua elemen yg memasukkan kepentingan pribadinya ke ranah persepakbolaan tanah air. baiknya sepakbola tanah air ini dinetralkan..

Ya kalo misalnya ane liat gak ada yang harus bertanggung jawab disini.. Ini kesalahan kita dari awal. Dan ini menjadi pelajaran bagi kita dan menjadi persiapan menjelang kompetisi ke depannya. Kita jadi lebih siap mental dan lenih siap secara taktik dan mental ketika kompetisi selanjutnya dimulai. Dan marilah kita anggap ketika Banned selesai, maka itu menjadi awal baru bagi kehidupan Sepakbola Indonesia.

sebetulnya penjegalan AP & GT justru tidak mengacu kepada regulasi & statuta apapun

(bukan berarti saya mendukung K78) ...

ketidak jelasan FIFA sudah dimulai sejak tahun 2007 dimana Nurdin Halid kembali lolos menjadi ketua Umum PSSI.

FIFA sendiri saat itu sudah memperingatkan akan memberi sanksi terhadap PSSI, namun nyatanya?

terlebih saat Nurdin (lagi2) dipidana untuk korupsi Minyak Goreng, FIFA kembali tidak menunjukkan ketegasan.

penjelasan terhadap ketua KN Agum Gumelar oleh FIFA pun tidak begitu jelas dimana saat itu Agum Gumelar begitu memperjuangkan nasib 3 orang calon (Goerge Toisutta, Arifin Panigoro & Nirwan Bakrie)

Blatter justru memberikan penjelasan yang sebetulnya tidak mengacu kepada statuta apapun.

tapi terlepas dari apapun masalahnya, tidak seharusnya K78 "menantang" keputusan FIFA ...

yang pasti, jangan percaya propaganda media, jauhi antv dan tvone
berpikir jernih dulu deh
FIFA salah
k78 salah

muak liat antv gw, dari tahun kapan ngomongin sanksi mulu, liat kalo di akhir mei ga dikasih sanksi

Ya ane ngeliat Tv One kan gara-gara pengen ngeliat Neng Tina Talisa..

wan_dhani wrote:Ya ane ngeliat Tv One kan gara-gara pengen ngeliat Neng Tina Talisa..

Yang bertanggung jawab adalah seluruh elemen persebakbolaan di Indonesia.

PSSI, BLI, Pemerintah, Klub, Pemain, Agen, Keluarga Pemain, Supporter, Wartawan, Pengusaha/Sponsor & Semua rakyat Indonesia yang tidak suka sepakbola Indonesia.

kenapa? karena semua elemen tersebut selalu menekankan bahwa kesuksesan dinilai berdasarkan HASIL, bukan PROSES. sebab itulah pembinaan sepakbola di Indonesia selalu muter-muter di tempat yang sama (kalo ga mau dibilang mundur)

Setiap elemen persebakbolaan Indonesia baru merasa bangga dengan sepakbola Indonesia kalo Timnas / Klub yang didukungnya MENANG. sementara dari sisi "penyelenggara hajatan sepakbola nasional" selalu berkata kalo mau MENANG butuh UANG. (kalo mau menang ga keluar uang banyak, mendingan maen PES aja, setting lawannya jadi begginer semua )

Karena itulah Apin & Ipin harus jadi ketua. kenapa? karena musim depan pemerintah sudah menegaskan tidak ada lagi kucuran dana APBD untuk semua tim sepakbola profesional di semua level kompetisi. (Ini adalah pernyataan paling ambigu yang terjadi di Indonesia, FIFA dengan tegas menyatakan tidak boleh ada campur tangan pemerintah, tapi klub make uang pemerintah. karena make uang pemerintah, berarti pemerintah termasuk pemegang saham di klub sepakbola "profesional". wajar dong kalo pemerintah sebagai pemegang saham terbesar ingin ikutan menentukan masa depan klub. tapi dilarang sama "pemilik klub".. jadi maunya apaan yah?? ). kembali ke Apin & Ipin, karena semua "pemilik Klub" ga bisa make APBD, berarti harus mencari sumber modal baru (orang manajemen tentunya tau masalah 5M) dan "kebetulan" ada calon yang "teraniaya" memiliki sumber modal tersebut. maka sebagai seorang "pedagang yang pandai mencari keuntungan" pasti tau siapa yang harus didukung.

parahnya lagi kondisi tersebut didukung oleh supporter (sebelum calonnya kena cekal). sehingga beramai-ramailah "pedagang calon politisi" berusaha mencari "muka baru" yang bisa menggantikan muka jaman dulu yang udah abis keinjek-injek & kebakar bareng minyak goreng.

dan seiring dengan "kesuksesan" timnas di piala AFF yang mampu menarik perhatian seluruh rakyat Indonesia, makin meyakinkan para "polidagang" ini bahwa sepakbola bisa dijadikan wahana "cucimuka" di masyarakat Indonesia untuk mensuksekskan "penjualan karpet ajaib" di 2014.

nah apakah FIFA salah?
yup fifa juga salah, tapi salah informasi..

kenapa Apin & Ipin harus kena cekal juga. kalo baca penjelasan saya diatas bisa dibilang semua calon ikut berperan serta dalam memecah belah rakyat Indonesia. & itu adalah kejahatan paling besar di Indonesia. karena tidak sejalah dengan "Bhinneka Tunggal Ika" & NKRI
untuk menjunjung tinggi asas keadilan & kebijaksanaan (meskipun saya ga pernah yakin apakah keadilan & kebijaksanaan bisa disatukan, karena adil bukan berarti bijaksana, & bijaksana belum tentu adil) semua calon di "Kongres pertama" dicekal oleh FIFA. dengan asumsi Indonesia punya 275.000.000++ warga negara, masa nyari pengganti 4 orang aja susah-susah amat..


buat yang masih ga ngerti dengan istilah "adil & bijaksana" saya kasih gambaran seperti ini:
ada 2 orang manusia. yang satu berumur 5 tahun, yang satunya 25 tahun.
lalu, datang orang ke-tiga yang berumur 50tahun, membawa uang sebanyak 30juta. bagaimanakah cara pembagian uang tersebut?

kalo kita make asas keadilan, berarti tiap orang akan mendapat sama rata 10juta/orang

tapi kalo kita menggunakan asas kebijaksanaan, pembagian bisa jadi tidak akan sama rata. karena ada kemungkinan anak usia 5 tahun akan memiliki perbedaan kebutuhan dengan orang usia 25 & 50 tahun, apabila diberi uang 10juta. bisa jadi uang terbanyak akan dipegang oleh orang berusia 25 tahun, karena masih dalam usia produktif & dengan tingkat kedewasaan yang dimiliki dia akan mampu mengendalikan uang yang dia pegang. ada kemungkinan pembagiannya jadi
5juta untuk anak 5 tahun,
15juta untuk orang usia 25 tahun,
10juta untuk yang berusia 50 tahun
tidak adil, tapi cukup bijak, yah minimal keadilan yang bijaksana..

jadi bisakah seseorang memiliki keadilan & kebijaksanaan?

selama beberapa oknum pemegang suara masih mementingkan kepentingan pribadinya sampai kapan pun PSSi akan tetap seperti itu....
saya harap Indonesia tidak akan kena sanksi karena kalau kena sanksi akan hilangkan impian anak2 bangsa.....

metay wrote:Yang bertanggung jawab adalah seluruh elemen persebakbolaan di Indonesia.

PSSI, BLI, Pemerintah, Klub, Pemain, Agen, Keluarga Pemain, Supporter, Wartawan, Pengusaha/Sponsor & Semua rakyat Indonesia yang tidak suka sepakbola Indonesia.

kenapa? karena semua elemen tersebut selalu menekankan bahwa kesuksesan dinilai berdasarkan HASIL, bukan PROSES. sebab itulah pembinaan sepakbola di Indonesia selalu muter-muter di tempat yang sama (kalo ga mau dibilang mundur)

Setiap elemen persebakbolaan Indonesia baru merasa bangga dengan sepakbola Indonesia kalo Timnas / Klub yang didukungnya MENANG. sementara dari sisi "penyelenggara hajatan sepakbola nasional" selalu berkata kalo mau MENANG butuh UANG. (kalo mau menang ga keluar uang banyak, mendingan maen PES aja, setting lawannya jadi begginer semua )

Karena itulah Apin & Ipin harus jadi ketua. kenapa? karena musim depan pemerintah sudah menegaskan tidak ada lagi kucuran dana APBD untuk semua tim sepakbola profesional di semua level kompetisi. (Ini adalah pernyataan paling ambigu yang terjadi di Indonesia, FIFA dengan tegas menyatakan tidak boleh ada campur tangan pemerintah, tapi klub make uang pemerintah. karena make uang pemerintah, berarti pemerintah termasuk pemegang saham di klub sepakbola "profesional". wajar dong kalo pemerintah sebagai pemegang saham terbesar ingin ikutan menentukan masa depan klub. tapi dilarang sama "pemilik klub".. jadi maunya apaan yah?? ). kembali ke Apin & Ipin, karena semua "pemilik Klub" ga bisa make APBD, berarti harus mencari sumber modal baru (orang manajemen tentunya tau masalah 5M) dan "kebetulan" ada calon yang "teraniaya" memiliki sumber modal tersebut. maka sebagai seorang "pedagang yang pandai mencari keuntungan" pasti tau siapa yang harus didukung.

parahnya lagi kondisi tersebut didukung oleh supporter (sebelum calonnya kena cekal). sehingga beramai-ramailah "pedagang calon politisi" berusaha mencari "muka baru" yang bisa menggantikan muka jaman dulu yang udah abis keinjek-injek & kebakar bareng minyak goreng.

dan seiring dengan "kesuksesan" timnas di piala AFF yang mampu menarik perhatian seluruh rakyat Indonesia, makin meyakinkan para "polidagang" ini bahwa sepakbola bisa dijadikan wahana "cucimuka" di masyarakat Indonesia untuk mensuksekskan "penjualan karpet ajaib" di 2014.

nah apakah FIFA salah?
yup fifa juga salah, tapi salah informasi..

kenapa Apin & Ipin harus kena cekal juga. kalo baca penjelasan saya diatas bisa dibilang semua calon ikut berperan serta dalam memecah belah rakyat Indonesia. & itu adalah kejahatan paling besar di Indonesia. karena tidak sejalah dengan "Bhinneka Tunggal Ika" & NKRI
untuk menjunjung tinggi asas keadilan & kebijaksanaan (meskipun saya ga pernah yakin apakah keadilan & kebijaksanaan bisa disatukan, karena adil bukan berarti bijaksana, & bijaksana belum tentu adil) semua calon di "Kongres pertama" dicekal oleh FIFA. dengan asumsi Indonesia punya 275.000.000++ warga negara, masa nyari pengganti 4 orang aja susah-susah amat..


buat yang masih ga ngerti dengan istilah "adil & bijaksana" saya kasih gambaran seperti ini:
ada 2 orang manusia. yang satu berumur 5 tahun, yang satunya 25 tahun.
lalu, datang orang ke-tiga yang berumur 50tahun, membawa uang sebanyak 30juta. bagaimanakah cara pembagian uang tersebut?

kalo kita make asas keadilan, berarti tiap orang akan mendapat sama rata 10juta/orang

tapi kalo kita menggunakan asas kebijaksanaan, pembagian bisa jadi tidak akan sama rata. karena ada kemungkinan anak usia 5 tahun akan memiliki perbedaan kebutuhan dengan orang usia 25 & 50 tahun, apabila diberi uang 10juta. bisa jadi uang terbanyak akan dipegang oleh orang berusia 25 tahun, karena masih dalam usia produktif & dengan tingkat kedewasaan yang dimiliki dia akan mampu mengendalikan uang yang dia pegang. ada kemungkinan pembagiannya jadi
5juta untuk anak 5 tahun,
15juta untuk orang usia 25 tahun,
10juta untuk yang berusia 50 tahun
tidak adil, tapi cukup bijak, yah minimal keadilan yang bijaksana..

jadi bisakah seseorang memiliki keadilan & kebijaksanaan?

Panjang amat kang.. Kaya' buat surat wasiat aja..

metay wrote:Yang bertanggung jawab adalah seluruh elemen persebakbolaan di Indonesia.

PSSI, BLI, Pemerintah, Klub, Pemain, Agen, Keluarga Pemain, Supporter, Wartawan, Pengusaha/Sponsor & Semua rakyat Indonesia yang tidak suka sepakbola Indonesia.

kenapa? karena semua elemen tersebut selalu menekankan bahwa kesuksesan dinilai berdasarkan HASIL, bukan PROSES. sebab itulah pembinaan sepakbola di Indonesia selalu muter-muter di tempat yang sama (kalo ga mau dibilang mundur)

Setiap elemen persebakbolaan Indonesia baru merasa bangga dengan sepakbola Indonesia kalo Timnas / Klub yang didukungnya MENANG. sementara dari sisi "penyelenggara hajatan sepakbola nasional" selalu berkata kalo mau MENANG butuh UANG. (kalo mau menang ga keluar uang banyak, mendingan maen PES aja, setting lawannya jadi begginer semua [You must be registered and logged in to see this image.] )

Karena itulah Apin & Ipin harus jadi ketua. kenapa? karena musim depan pemerintah sudah menegaskan tidak ada lagi kucuran dana APBD untuk semua tim sepakbola profesional di semua level kompetisi. (Ini adalah pernyataan paling ambigu yang terjadi di Indonesia, FIFA dengan tegas menyatakan tidak boleh ada campur tangan pemerintah, tapi klub make uang pemerintah. karena make uang pemerintah, berarti pemerintah termasuk pemegang saham di klub sepakbola "profesional". wajar dong kalo pemerintah sebagai pemegang saham terbesar ingin ikutan menentukan masa depan klub. tapi dilarang sama "pemilik klub".. jadi maunya apaan yah?? ). kembali ke Apin & Ipin, karena semua "pemilik Klub" ga bisa make APBD, berarti harus mencari sumber modal baru (orang manajemen tentunya tau masalah 5M) dan "kebetulan" ada calon yang "teraniaya" memiliki sumber modal tersebut. maka sebagai seorang "pedagang yang pandai mencari keuntungan" pasti tau siapa yang harus didukung.

parahnya lagi kondisi tersebut didukung oleh supporter (sebelum calonnya kena cekal). sehingga beramai-ramailah "pedagang calon politisi" berusaha mencari "muka baru" yang bisa menggantikan muka jaman dulu yang udah abis keinjek-injek & kebakar bareng minyak goreng.

dan seiring dengan "kesuksesan" timnas di piala AFF yang mampu menarik perhatian seluruh rakyat Indonesia, makin meyakinkan para "polidagang" ini bahwa sepakbola bisa dijadikan wahana "cucimuka" di masyarakat Indonesia untuk mensuksekskan "penjualan karpet ajaib" di 2014.

nah apakah FIFA salah?
yup fifa juga salah, tapi salah informasi.. [You must be registered and logged in to see this image.]

kenapa Apin & Ipin harus kena cekal juga. kalo baca penjelasan saya diatas bisa dibilang semua calon ikut berperan serta dalam memecah belah rakyat Indonesia. & itu adalah kejahatan paling besar di Indonesia. karena tidak sejalah dengan "Bhinneka Tunggal Ika" & NKRI
untuk menjunjung tinggi asas keadilan & kebijaksanaan (meskipun saya ga pernah yakin apakah keadilan & kebijaksanaan bisa disatukan, karena adil bukan berarti bijaksana, & bijaksana belum tentu adil) semua calon di "Kongres pertama" dicekal oleh FIFA. dengan asumsi Indonesia punya 275.000.000++ warga negara, masa nyari pengganti 4 orang aja susah-susah amat.. [You must be registered and logged in to see this image.]


buat yang masih ga ngerti dengan istilah "adil & bijaksana" saya kasih gambaran seperti ini:
ada 2 orang manusia. yang satu berumur 5 tahun, yang satunya 25 tahun.
lalu, datang orang ke-tiga yang berumur 50tahun, membawa uang sebanyak 30juta. bagaimanakah cara pembagian uang tersebut?

kalo kita make asas keadilan, berarti tiap orang akan mendapat sama rata 10juta/orang

tapi kalo kita menggunakan asas kebijaksanaan, pembagian bisa jadi tidak akan sama rata. karena ada kemungkinan anak usia 5 tahun akan memiliki perbedaan kebutuhan dengan orang usia 25 & 50 tahun, apabila diberi uang 10juta. bisa jadi uang terbanyak akan dipegang oleh orang berusia 25 tahun, karena masih dalam usia produktif & dengan tingkat kedewasaan yang dimiliki dia akan mampu mengendalikan uang yang dia pegang. ada kemungkinan pembagiannya jadi
5juta untuk anak 5 tahun,
15juta untuk orang usia 25 tahun,
10juta untuk yang berusia 50 tahun
tidak adil, tapi cukup bijak, yah minimal keadilan yang bijaksana.. [You must be registered and logged in to see this image.]

jadi bisakah seseorang memiliki keadilan & kebijaksanaan?

ini yang mantep ... objektif banget kang ... semua kena [You must be registered and logged in to see this image.]

numpang nimbrung!!

yang psti kalo menurut ane PSSI harus direformasi soalnya sudah tercemar, saya setuju dengan kang billy... thn 2009 juga saat KSN (kongres sepakbola nasional) di malang.. si nurdin itu sebenarnya sudah mau di lengserkan.. tapi oleh agum gumelar dirangkul kembali!!

kalo agum gumelar tahu statua FIFA seharusnya dia jadi orang pertama yang menolak kepimimpinan nurdin saat itu!!

bisa ditebaklah kepentingan partai kali

bagi saya walaupun indonesia di sanksi, dan melahirkan babak baru sepakbola indonesia yang lebih baik,itu tidak menjadi masalah jadi bahan introspeksi dan titik balik kembali kekejayaan...

daripada tidak disangsi tapi jalan ditempat dan tambah bobrok...

jadi risih ane lihat thailand ama singapura yang klubnya lebih pro dari klub kita!! buktinya ngalahin singapura ama thailand aja susah payah kita!!

tapi tetap optimis: dukung sriwijaya fc dan persipura hari akng2
biar sriwijaya ngalahin chonbury dan persipura ngalahin song lam

@artt

kalo internal PSSI salah mah udah pasti kang..
penterjemahan stakeholder PSSI aja masih mereka maenin..

dalam aturan FIFA ga ada namanya Pengprov jadi stakeholder..
ini mirip PSSI bikin kantor cabang, tapi setiap kepala kantor cabang jadi stakeholder.. kan aneh? dari yang harusnya hanya punya jatah 1 suara, tiba2 berkembang jadi 34 suara pengprov. yang sebenernya kerjaan mereka jadi ga jelas sejak "profesionalisme" klub "Pelat Merah".
apakah mereka mengadakan kompetisi? tidak, karena yang mengadakan kompetisi internal di masing2 daerah adalah klub.
akhirnya mereka berkamuflase menjadi "pemegang hak perizinan penyelenggaraan kompetisi sepakbola di daerah". kesannya jadi benar, padahal di Indonesia orang udah tau apa artinya "ngurus perizinan"
dan lagipula udah ada Internet, HP, faks dll ngurus perizinan langsung ke PSSI pusat juga bisa kali..

stakeholder yang seharusnya ada, malah ga pernah beres dibuat. asosiasi wasit, asosiasi pemain, asosiasi sepakbola wanita, asosiasi futsal & asosiasi pengembangan pemain muda.


jadi mau dihukum atau tidak dihukum, kalo semua elemen sepakbola di Indonesia tetep ga nyadar kesalahan yang sudah mereka lakukan ya tetep ga bakalan ada perubahan di sepakbola Indonesia.
tetep bakalan joget di tempat..


+++++++++++
sedikit OOT..
Persipura dah lolos ke 8 besar, mudah2an Sriwijaya bisa membalikkan keadaan di babak ke-2

terlalu di buat ribet
jadi bukan selesai malah tambah parah

sesungguhnya klo ga da yg ambisi..sepak bola indonesia ga kayak gini...

kang Metay: haaha ... jadi mereka ini sebetulnya menuntut hak suara yang sebetulnya bukan hak mereka ...

lantas untuk apa mereka ber koar2 mengenai statuta FIFA jika nyata2 yang tidak layak memegang hak suara justru ikut nimbrung teriak2 menuntut keadilan ... kerja juga kagak...

nih jdnya kalo olahraga udah kecampur ama politik

@ankgie


di forum debat setiap posting harus menyatakan pendapat yang relevan dengan judul thread. (kecuali postingan peringatan dari momod setempat)

Billy.D04nk5 wrote:kang Metay: haaha ... jadi mereka ini sebetulnya menuntut hak suara yang sebetulnya bukan hak mereka ...

lantas untuk apa mereka ber koar2 mengenai statuta FIFA jika nyata2 yang tidak layak memegang hak suara justru ikut nimbrung teriak2 menuntut keadilan ... kerja juga kagak...

ane setuju kang
malahan ane lihat sekarang malah banyak yang ikut campur walaupun bukan di bidangnya
bahkan ada juga yang membela padahal dia hanya teriak teriak dalam air keruh
saya pikir lebih baik buat calon yang tidak lolos agar legowo demi kemajuan bangsa
karena bila negara maju mereka pun akan merasakan hasilnya
sepakbola kita sudah lama terpuruk
dan janganlah buat tambah terpuruk karena hawa nafsu untuk menjadi pemimpin...
seharusnya kita dukung indonesia buat maju
bukan mendukung satu calon agar indonesia terpuruk