[You must be registered and logged in to see this image.]
Izin menggelar pertandingan sepakbola sepertinya kian sulit didapat dari pihak kepolisian untuk dua tim ibukota, Persija dan Persitara. Alasannya cukup klasik, yakni demi keamanan di ibukota yang merupakan barometer keamanan nasional.

Akibantnya, beberapa kali Macan Kemayoran julukan Persija dan Laskar Si Pitung untuk Persitara harus gigit jari, untuk memainkan laga kandangnya di hadapan pendukung setianya di ibukota.

Teranyar, Persija Jakarta tidak diizinkan saat ingin bentrok dengan tamunya Persiwa Wamena di laga lanjuta putaran kedua Superliga 2009/10, yang berbuntut pada sanksi walk over (WO) kepada Aliyudin dkk.

Sangat ironis memang. Sebab, Jakarta tidak hanya menjadi barometer keamanan nasional. Tapi juga untuk olahraga di tanah air termasuk sepakbola. Tapi dengan sulitnya mendapatkan izin, sepertinya slogan itu tidak tepat lagi untuk disandang.

Terlebih karena dari segi prestasi, dua tim yang membawa panji ibukota dengan dana APBD melimpah, terutama bagi Persija, masih jauh drai harapan. Bahkan beberapa pekan lalu, Persija dan Persitara justru berada di zona degradasi.

Paling tragis tentunya Persitara. Tim yang berkedudukan di Utara Jakarta ini sudah sejak musim lalu terus terseok-seok di papan bawah klasemen kasta tertinggi sepakbola nasional. Bahkan nyaris saja turun kasta ke divisi utama musim ini.

Pembagian dana yang tidak merata dengan saudara tuanya Persija, disinyalir menjadi penyebab melempemnya prestasi Dedi Mulyadi dkk dalam mengarungi ketatnya kompetisi.

Tapi bukan masalah prestasi tentunya, sekiranya izin dari kepolisisan sulit didapatkan. Itu semata karena demi keamanan ibukota yang memang tidak bisa kompromi. Apalagi, sikap suporter Persija, The Jak Mania, maupun Persitara dengan NJ Mania, terkadang di luar batas.

Beberapa hari terakhir misalnya, publik sepakbola nasional dikejutkan dengan banyaknya benda tajam yang dibawa salah satu kelompok suporter asal ibukota tersebut, saat diperiksa aparat keamanan dalam perjalanan menuju stadion untuk menyaksikan tim kebanggaannya berlaga.

Sekilas, temuan polisi itu jelas tindakan kriminal. Sebab bagaaimana mungkin seorang suporter yang nota bene ingin menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion harus melengkapi diri dengan benda tajam, layaknya ingin terjun ke medan perang.

Dalam posisi apa pun, sikap tersebut tidak bisa mendapatkan pembenaran. Pasalnya, dibayangkan, jika saja aparat keamanan tidak sempat menyita berbagai benda tajam itu, apa yang akan terjadi.

Insiden berdarah? Memang belum bisa dipastikan. Tapi dengan membawa senjata tajam, setidaknya sudah ada niat jahat di dalam benak mereka untuk melukai orang lain.

Apalagi, beberapa orang suporter dengan atribut oranye itu dalam perjalanan pulang, sempat terlibat tawuran masal dengan sesama rekannya yang juga mengenakan warna atribut yang sama. Untung saja aparat keamanan bisa bertindak cepat, sehingga tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Tidak hanya itu, sikap brutal para suporter ibukota ini tidak sampai berujung pada tawuran antar sesama pendukung sepakbola dan masyarakat setempat yang kesal dengan ulah para penggila sepakbola ini.

Lebih menyedihkan, mobil yang ditumpangi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ikut menjadi sasaran pelemparan. Memang tidak sampai merusak mobil kepala negara, tapi apa yang dilakukan para suporter itu jelas sangat brutal dan sama sekali tidak mencerminkan sikap mereka sebagai pendukung sebuah tim sepakbola.

Terlepas dari perilaku suporter ibukota yang acap kali membuat resah warga dengan sikap brutal mereka. Kini, pertandingan bergengsi di kompetisi Superliga 2009/10 bertajuk Derby D’Indonesia yang mempertemukan Persija vs Persib sudah di depan mata.

Sumber:Goal.com

EDITED BY ADMIN
Disini Ruangan DEBAT BEBAS MENGUTARAKN PENDAPAT [You must be registered and logged in to see this image.]
(BOLEH saling ejek/hina/serang/apapun boleh asal jangan SARA yah) [You must be registered and logged in to see this image.]
tapi setelah keluar dari sini Kita kembali Damai [You must be registered and logged in to see this image.]

*Nb
saya pengen buat Panas Room Debat (emosi juga boleh asal disini)

jiah apalagi nih ?

komen dulu baru baca [You must be registered and logged in to see this image.]

^^ biassa.. goal.com

kesadaran aja dari supporternya, ga mikirin orang lain apa? maunya ribuuutt aja..klo yang dibela tim kaya mu atw chelsea si gpp d, berprestasi..lah persija, persitara?persija ga masuk 3 besar, persitara malah masuk 3 besar papan bawah..

maaf bwat org jakarta, gw org jakata jg, dan gw jg maunya si persija -dan jg persitara megan di kompetisi isl..tapi real aja, tim ga punya prestasi kaya gtu, ngapain kita perparah imagenya dengan tindakan kriminal?

contoh persebaya? kasian kan mereka jadinya..mau persija kaya gtu? persitara kaya gtu? engga kann? supporter si supporter, tapi ga pake ke stadion bawa piso atw golok jg lahh. jgn ngikutin hooligan d

peaceeee..

setuju ane kang..
tim elit besar di eropa ja yg dah berprestasi ga ribut,,
masa di sini ribut,,

btw persija persib kpn kang?..

kirain kemaren tuh suporetrmya persija pada mo bertani di SUGBK...soalx pd bawa celurit m parang tuh....cuman kadang2 kasian ngeliat suporter sejatinya macam jackmania....pdhl yg berbuat ulah tuh pasti jackmania yg tdk terdaftar tuh

dravann wrote:setuju ane kang..
tim elit besar di eropa ja yg dah berprestasi ga ribut,,
masa di sini ribut,,

btw persija persib kpn kang?..

hari ini jam 3.30 sore

@ kang pcsixer
iyah kang..
suporter resminya kan jadi tercoreng namanya..
mereka juga tar malah ikut2an tawuran.. ckck

kan ga jakarta doang kang yang kayak gitu banyak bgt supporter di luar kota yang rusuh ...
harusnya judulnya "haruskah indonesia di sterilkan dari sepak bola"
dan disini yang buat ulah si supporter..

lucunya di jakarta kemaren yang ribut sesama the jak..
the jak aja di bagi bagi daerahnya ada yang dari cakung , x-malank, p-gede dll
deh

haha..
ane dapet sumber dari goal .com
kalo berita dr sumber ane ga berani otak atik..
kecuali dari ane sendiri kang,,

iyah parah bgt sesama the jak rusuh..
parah ya the jak..

jng gitu ntar si ujang marah marah di makan loh...

iyah kang maaf hehe..
tadi agak sedikit emosi..
kalo kang ujang baca maaf yaa juga untuk suporter the jak.
maaf yaah..

bukan jakarta yang harus steril dengan sepakbola. kedewasaan suporter, ekonomi yang layak, organisasi yang mantap, klub dan pemain yang sportif n profesional adalah kunci untuk menjadikan sepakbola yang aman.

selain itu stadion yang memadai dan keamanan yang teroganisir dengan profesional juga perlu.

dan yang terpenting PSSI yang profesional dan tidak korup.

karena dibanding jakarta sebenarnya tangerang jauh lebih seram klo soal tawuran

gimana mau dewasa supporternya liat aja the jak byk anak dibawah umur

iyah kang bener..
kalo bisa semua daerah jgn pernah tawuran lagi..

itu mimpi yang susah diwujudkan kang...
susah bukan berarti ga bisa

callender wrote:gimana mau dewasa supporternya liat aja the jak byk anak dibawah umur

suporter dibawah umur ga pa2, asal dibina dengan baik ama orang yang lebih tua dan dewasa.

ga cuma the jack yang banyak suporter anak kecil, bonek bahkan lebih banyak anak kecilnya yang g keurus. tapi lihat gimana di persik kediri, sekeluarga nonton bola juga aman-aman saja

persik paling damai kali ya ?

ahaha,,
bisa jadi kang..
bisa di contoh..

dravann wrote:ahaha,,
bisa jadi kang..
bisa di contoh..

saya persikmania, rumah deket brawijaya juga.
pernah maen di brawijaya saat masih di IM kediri.
dari dulu damai-dami ja, kecuali pas aremania bikin gara2 ngrusak stadion.

arema tuh temennya persija kan ya ?

callender wrote:arema tuh temennya persija kan ya ?

sepertinya aremania akur dengan persija, sama kayak bonek dengan viking. klo dibikin head to head klop 4 kelompok ini.

tapi saya masih salut dengan organisasi dari aremania

hehe..
blh tau kang ada apa dengn organisasi aremania?..

karena huruf depannya a...

viking bukannya sempet rusuhsama bonek kemaren yang pas persebaya ke bandung

dravann wrote:hehe..
blh tau kang ada apa dengn organisasi aremania?..

dalam jumlah besar aremania itu termasuk kreatif dan satu jiwa semua walau komando bukan dari satu arah, tapi dari masing-masing korwil. dan lagi semua kompak ketika di stasion saat yel atau nyani-nyani.