[UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
5 posters
Halaman 1 dari 1
[UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
Saya turut prihatin dengan kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini terutama tentang "Liga Indonesia yang benar2 Profesional", mungkin kakang2 disini ada yang punya uneg2 ato ide untuk mewujudkan Liga Indonesia yang benar2 profesional dari berbagai aspek?
Kalau saya sendiri mempermasalahkan Liga Indonesia di bidang profesionalitas desain visual (bener ngga istilahnya?). Berikut usulan saya hasil pemikiran dan perenungan matang2 :
Syarat Masuk Liga Pro 1 Indonesia aspek Desain Visual dan Antarmuka :
1. Nama klub tidak boleh mengandung akronim berawalan “Pers-“, yaitu : “Persi-“, “Perse-“, “Perso-“, “Persa-“, maupun “Persu-“ . Sebagai gantinya, klub diganti dengan awalan “PS” (Persatuan/Perserikatan/Perhimpunan Sepakbola), “SS” (Serikat Sepakbola), “KS” (Klub Sepakbola), “AS” (Asosiasi Sepakbola, “FA” (Football Association), ataupun berakhiran “FC” (Football Club).
Kecuali untuk klub yang memiliki kategori :
a) Klub Eks-Perserikatan yang namanya sudah melegenda, sarat akan sejarah di Liga Indonesia dan mempunyai banyak jutaan fans fanatik seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan Persija Jakarta. Klub-klub yang termasuk kategori tersebut tidak diwajibkan mengubah namanya. Karena nama tersebut sudah akrab di telinga masyarakat.
b) Klub Liga yang baru saja berganti nama menjadi nama yang berbau “Pers-“ sebelum syarat-syarat ini diberlakukan, diberi kesempatan selama 2 tahun untuk memakai nama tersebut. Sampai jatuh tempo, klub yang bersangkutan harus mengganti namanya. Dalam kasus ini kita ambil contoh : Persap Purbalingga yang baru saja berganti nama menjadi Persibangga Purbalingga. Persibangga diberi kesempatan selama 2 tahun untuk menggunakan nama tersebut.
2. Nama singkatan klub tidak boleh lebih dari 3 (tiga) huruf, setelah singkatan harus diberi nama daerah klub di belakangnya. Hal ini untuk standarisasi singkatan di scoreboard pertandingan. Nama klub dengan singkatan 3 (tiga) huruf tidak boleh sama dengan nama klub dengan singkatan 3 (tiga) huruf lainnya walaupun nama daerah yang tertera di belakangnya berbeda. Hal ini untuk mencegah keambiguan dalam mengidentifikasi nama klub bagi orang awam.
3. Nama klub harus unik. Berbeda dengan nama klub lain yang berada di bawah naungan PSSI.
4. Logo klub tidak boleh memakai lambang Pemda. Sebagai gantinya boleh menyisipkan ciri khas daerahnya dalam logo klub.
5. Untuk melestarikan corak daerah seperti batik, ulos, songket, dan lain sebagainya sebagai warisan budaya Indonesia, setiap klub wajib memberikan unsur corak dari daerah masing-masing untuk setiap jersey home dan away.
6. Logo sponsor utama Liga dicantumkan di atas nama dan nomor punggung. Sedangkan badge logo Liga dipasang di lengan kanan.
7. Setiap klub diwajibkan memiliki website resmi, sehingga informasi penting mengenai tim yang bersangkutan akan lebih mudah diakses.
Tambahan dari member sini :
Mungkin kakang2 masi punya uneg2? Nanti trid ini akan saya update kalo ada kesempatan.
Kalau saya sendiri mempermasalahkan Liga Indonesia di bidang profesionalitas desain visual (bener ngga istilahnya?). Berikut usulan saya hasil pemikiran dan perenungan matang2 :
Syarat Masuk Liga Pro 1 Indonesia aspek Desain Visual dan Antarmuka :
1. Nama klub tidak boleh mengandung akronim berawalan “Pers-“, yaitu : “Persi-“, “Perse-“, “Perso-“, “Persa-“, maupun “Persu-“ . Sebagai gantinya, klub diganti dengan awalan “PS” (Persatuan/Perserikatan/Perhimpunan Sepakbola), “SS” (Serikat Sepakbola), “KS” (Klub Sepakbola), “AS” (Asosiasi Sepakbola, “FA” (Football Association), ataupun berakhiran “FC” (Football Club).
Kecuali untuk klub yang memiliki kategori :
a) Klub Eks-Perserikatan yang namanya sudah melegenda, sarat akan sejarah di Liga Indonesia dan mempunyai banyak jutaan fans fanatik seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan Persija Jakarta. Klub-klub yang termasuk kategori tersebut tidak diwajibkan mengubah namanya. Karena nama tersebut sudah akrab di telinga masyarakat.
b) Klub Liga yang baru saja berganti nama menjadi nama yang berbau “Pers-“ sebelum syarat-syarat ini diberlakukan, diberi kesempatan selama 2 tahun untuk memakai nama tersebut. Sampai jatuh tempo, klub yang bersangkutan harus mengganti namanya. Dalam kasus ini kita ambil contoh : Persap Purbalingga yang baru saja berganti nama menjadi Persibangga Purbalingga. Persibangga diberi kesempatan selama 2 tahun untuk menggunakan nama tersebut.
2. Nama singkatan klub tidak boleh lebih dari 3 (tiga) huruf, setelah singkatan harus diberi nama daerah klub di belakangnya. Hal ini untuk standarisasi singkatan di scoreboard pertandingan. Nama klub dengan singkatan 3 (tiga) huruf tidak boleh sama dengan nama klub dengan singkatan 3 (tiga) huruf lainnya walaupun nama daerah yang tertera di belakangnya berbeda. Hal ini untuk mencegah keambiguan dalam mengidentifikasi nama klub bagi orang awam.
3. Nama klub harus unik. Berbeda dengan nama klub lain yang berada di bawah naungan PSSI.
4. Logo klub tidak boleh memakai lambang Pemda. Sebagai gantinya boleh menyisipkan ciri khas daerahnya dalam logo klub.
5. Untuk melestarikan corak daerah seperti batik, ulos, songket, dan lain sebagainya sebagai warisan budaya Indonesia, setiap klub wajib memberikan unsur corak dari daerah masing-masing untuk setiap jersey home dan away.
6. Logo sponsor utama Liga dicantumkan di atas nama dan nomor punggung. Sedangkan badge logo Liga dipasang di lengan kanan.
7. Setiap klub diwajibkan memiliki website resmi, sehingga informasi penting mengenai tim yang bersangkutan akan lebih mudah diakses.
Tambahan dari member sini :
Momod metay wrote:
1 tambahan lagi,
membangun kesadaran supporter / fansclub, bahwa yang disebut dengan mendukung itu adalah:
- beli tiket resmi
- beli merchandise asli yang dikeluarkan oleh klub
- ikutan Fansclub resmi dibawah naungan klub
- membayar iuran resmi ke fansclub resmi
kalo semua ini dilakukan yang untung adalah klub yang mereka dukung, dan neraca keuangan akan selalu positif. jangan beli merchandise yang dikeluarkan fansclub tidak resmi, karena apapun alasannya yang diuntungkan adalah pendiri fansklub tersebut (ga ada jaminannya mereka bayar royalti / nyumbang sebagian penghasilan dari penjualan pernak-pernik tersebut ke klub, paling alesan yang dipake "kan saya selalu bayar tiket untuk nonton live semua pertandingan home" ) kayanya keuntungan yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan pengeluaran yang mereka lakukan
& yang pasti ga bikin kerusuhan yang bisa menghasilkan denda bagi klub serta mengurangi niat Investor untuk menanamkan modal ke klub
Mungkin kakang2 masi punya uneg2? Nanti trid ini akan saya update kalo ada kesempatan.
Terakhir diubah oleh tammora tanggal Sun Oct 02, 2011 6:15 am, total 1 kali diubah
tammora- Join date : 31.07.10
Age : 30
Location : Yogya
Tim Favorit : Persipura Jayapura
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
lw ane sama kaya akang yg pilihan 1 karena nama persi gtu kurang cocok di sepak bola coba disingkat aja jdi PS karena di malaysia aja mereka makai FA....
untuk bintang di atas lambang seharusnya jgn setiap menang harus nambah bintang, jadi setiap 5/10 kali menang aja baru pasang bintang 1....
jdi contoh persipura lw nnti musim ini menang lagi bintangnya bisa 4 n bikin full ajja....
penambahan jumlah pemain asing di klub,krn sekarang hanya boleh 4 pemain asing di setiap tim (lw gk salah)
untuk bintang di atas lambang seharusnya jgn setiap menang harus nambah bintang, jadi setiap 5/10 kali menang aja baru pasang bintang 1....
jdi contoh persipura lw nnti musim ini menang lagi bintangnya bisa 4 n bikin full ajja....
penambahan jumlah pemain asing di klub,krn sekarang hanya boleh 4 pemain asing di setiap tim (lw gk salah)
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
tammora wrote:
1. Nama klub tidak boleh mengandung akronim berawalan “Pers-“, yaitu : “Persi-“, “Perse-“, “Perso-“, “Persa-“, maupun “Persu-“ . Sebagai gantinya, klub diganti dengan awalan “PS” (Persatuan/Perserikatan/Perhimpunan Sepakbola), “SS” (Serikat Sepakbola), “KS” (Klub Sepakbola), “AS” (Asosiasi Sepakbola, “FA” (Football Association), ataupun berakhiran “FC” (Football Club).
Kecuali untuk klub yang memiliki kategori :
a) Klub Eks-Perserikatan yang namanya sudah melegenda, sarat akan sejarah di Liga Indonesia dan mempunyai banyak jutaan fans fanatik seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan Persija Jakarta. Klub-klub yang termasuk kategori tersebut tidak diwajibkan mengubah namanya. Karena nama tersebut sudah akrab di telinga masyarakat.
b) Klub Liga yang baru saja berganti nama menjadi nama yang berbau “Pers-“ sebelum syarat-syarat ini diberlakukan, diberi kesempatan selama 2 tahun untuk memakai nama tersebut. Sampai jatuh tempo, klub yang bersangkutan harus mengganti namanya. Dalam kasus ini kita ambil contoh : Persap Purbalingga yang baru saja berganti nama menjadi Persibangga Purbalingga. Persibangga diberi kesempatan selama 2 tahun untuk menggunakan nama tersebut.
penggunaan PerSI (Persatuan Sepakbola Indonesia) merupakan ciri khas unik yang membedakan klub dari Indonesia dengan klub dari negara lain. yang harus dirubah mungkin pola pikir rakyat Indonesia bahwa menggunakan istilah yang berbau Indonesia adalah kuno
lagipula PerSI merupakan terjemahan langsung IVB / BVI (atau bebas lah mau make yang mana ) -Indonesien Voetball Bond- dari bahasa belanda. jadi ga terlalu salah juga. karena di inggris sekalipun mereka masih menggunakan pola penamaan kota + FC, apa bedanya dengan Indonesia.
Manchester City FC = PERSIKAMAN (Persatuan Sepakbola Inggris Kota Manchester)
Stoke City FC = PERSIKASTO (Persatuan Sepakbola Inggris Kota Stoke)
Swansea FC = PERSWANSEA (Persatuan Persatuan Sepakbola Wales Swansea)
mungkin kekakuan yang harus dirubah adalah nama klub dibelakang PerSI yang tidak harus mengacu ke nama kota. misalnya PERSIG (persatuan sepakbola Indonesia Gururupa), atau PERSIGARUDA (persatuan sepakbola Indonesia Garuda).
atau pilihan lainnya adalah menghilangkan kata PerSI dalam media promosi. jadi yang ditulis hanyalah nama timnya saja. misalnya Bandung, Jakarta, Garuda, dll.
ambil contoh Manchester United FC yang sering menghilangkan aksara FC & hanya disebut Manchester United
tammora wrote:2. Nama singkatan klub tidak boleh lebih dari 3 (tiga) huruf, setelah singkatan harus diberi nama daerah klub di belakangnya. Hal ini untuk standarisasi singkatan di scoreboard pertandingan. Nama klub dengan singkatan 3 (tiga) huruf tidak boleh sama dengan nama klub dengan singkatan 3 (tiga) huruf lainnya walaupun nama daerah yang tertera di belakangnya berbeda. Hal ini untuk mencegah keambiguan dalam mengidentifikasi nama klub bagi orang awam.
yang dijadikan sigkatan 3huruf adalah nama utama tim, karena PerSI = FC, berarti
PERSIB = Bandung = BDG
PERSIJA = Jakarta = JKT
PERSIBA = Balikpapan = BLP
dst..
tammora wrote:3. Nama klub harus unik. Berbeda dengan nama klub lain yang berada di bawah naungan PSSI.
setuju aja kalo ini mah..
tammora wrote:4. Logo klub tidak boleh memakai lambang Pemda. Sebagai gantinya boleh menyisipkan ciri khas daerahnya dalam logo klub.
setuju aja kalo ini mah..
tammora wrote:5. Untuk melestarikan corak daerah seperti batik, ulos, songket, dan lain sebagainya sebagai warisan budaya Indonesia, setiap klub wajib memberikan unsur corak dari daerah masing-masing untuk setiap jersey home dan away.
masalahnya tidak semua motif & corak kedaerahan itu boleh dipake oleh semua orang..
aslinya motif & corak menunjukkan status sosial & makna filosofis yang berkembang di daerahnya, tapi karena jaman sekarang orang Indonesia juga udah ga ada yang peduli dengan budaya lokal & lebih mementingkan budaya Eropa/amerika, budaya Asia barat & budaya Asia timur.
jadi ga ada gunanya juga membahas ini panjang lebar
tammora wrote:6. Logo sponsor utama Liga dicantumkan di atas nama dan nomor punggung. Sedangkan badge logo Liga dipasang di lengan kanan.
Ini mungkin berhubungan dengan nilai nominal sponsorship yang diberikan juga kali yah..
jangan sampe Indonesia jadi negara murahan, dikasihnya dikit tapi semua ditempelin untuk menyenangkan sponsor
tammora wrote:7. Setiap klub diwajibkan memiliki website resmi, sehingga informasi penting mengenai tim yang bersangkutan akan lebih mudah diakses.
ini mah wajib pastinya..
1 tambahan lagi,
membangun kesadaran supporter / fansclub, bahwa yang disebut dengan mendukung itu adalah:
- beli tiket resmi
- beli merchandise asli yang dikeluarkan oleh klub
- ikutan Fansclub resmi dibawah naungan klub
- membayar iuran resmi ke fansclub resmi
kalo semua ini dilakukan yang untung adalah klub yang mereka dukung, dan neraca keuangan akan selalu positif. jangan beli merchandise yang dikeluarkan fansclub tidak resmi, karena apapun alasannya yang diuntungkan adalah pendiri fansklub tersebut (ga ada jaminannya mereka bayar royalti / nyumbang sebagian penghasilan dari penjualan pernak-pernik tersebut ke klub, paling alesan yang dipake "kan saya selalu bayar tiket untuk nonton live semua pertandingan home" ) kayanya keuntungan yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan pengeluaran yang mereka lakukan
& yang pasti ga bikin kerusuhan yang bisa menghasilkan denda bagi klub serta mengurangi niat Investor untuk menanamkan modal ke klub
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
metay wrote:penggunaan PerSI (Persatuan Sepakbola Indonesia) merupakan ciri khas unik yang membedakan klub dari Indonesia dengan klub dari negara lain. yang harus dirubah mungkin pola pikir rakyat Indonesia bahwa menggunakan istilah yang berbau Indonesia adalah kuno
lagipula PerSI merupakan terjemahan langsung IVB / BVI (atau bebas lah mau make yang mana Very Happy ) -Indonesien Voetball Bond- dari bahasa belanda. jadi ga terlalu salah juga. karena di inggris sekalipun mereka masih menggunakan pola penamaan kota + FC, apa bedanya dengan Indonesia.
Manchester City FC = PERSIKAMAN (Persatuan Sepakbola Inggris Kota Manchester)
Stoke City FC = PERSIKASTO (Persatuan Sepakbola Inggris Kota Stoke)
Swansea FC = PERSWANSEA (Persatuan Persatuan Sepakbola Wales Swansea)
mungkin kekakuan yang harus dirubah adalah nama klub dibelakang PerSI yang tidak harus mengacu ke nama kota. misalnya PERSIG (persatuan sepakbola Indonesia Gururupa), atau PERSIGARUDA (persatuan sepakbola Indonesia Garuda).
atau pilihan lainnya adalah menghilangkan kata PerSI dalam media promosi. jadi yang ditulis hanyalah nama timnya saja. misalnya Bandung, Jakarta, Garuda, dll.
ambil contoh Manchester United FC yang sering menghilangkan aksara FC & hanya disebut Manchester United
Hmm.... masalahnya Persi- yang sekarang itu ngga terlalu efisien, dan terkesan repetitif karena banyak klub Indonesia yang pake akronim itu. Kalo menurut saya kata "Persi-" itu lebih simpel dan efisien diganti jadi "PS". Misal : PS Jakarta, PS Bandung, PS Bogor.
Nah kalo make PS kan sama halnya dengan FC (Sama2 dua hurup), dan apabila menyebut PS Jakarta menjadi hanya "Jakarta" saja, kan tidak terkesan dipaksakan? coba dibandingkan dengan Persimak Makassar yang berarti Persatuan Sepakbola Indonesia Makassar Makassar (Kata Makassar diulang dua kali , tidak efektiv. )
Satu lagi, pemakaian nama "Indonesien Voetball Bond"/"Persi-" sebelum nama daerah dipakai ketika Belanda masi njajah Indonesia, kan? untuk membedakan mana klub asli Pribumi dan mana klub dari kompeni cmiiw. Nah, padahal kita aja udah merdeka sedjak 17-08-1905 (taun Jepang) . Penggunaan kata "Indonesia" di jaman sekarang tidak terlalu efektif. Karena kita tau kalo klub kita itu dari Indonesia. Coba lihat apakah ada klub Inggris bernama Englifoclumanch (English Football Club of Manchester)?? atau Englifoclulon (English Football Club of London)??
That's my opinion
Terakhir diubah oleh tammora tanggal Sun Oct 02, 2011 6:44 am, total 1 kali diubah
tammora- Join date : 31.07.10
Age : 30
Location : Yogya
Tim Favorit : Persipura Jayapura
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
iya kang contohin aja malaysia yang memakai FA di setiap nama KLUBnya.....
seharusnya Persi- disingkat aja jadi PS
seharusnya Persi- disingkat aja jadi PS
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
kereen gan, lanjutkan
square- PES Amatir
- Join date : 20.08.11
Tim Favorit : persiga, ac milan
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
tammora wrote:
Hmm.... masalahnya Persi- yang sekarang itu ngga terlalu efisien, dan terkesan repetitif karena banyak klub Indonesia yang pake akronim itu. Kalo menurut saya kata "Persi-" itu lebih simpel dan efisien diganti jadi "PS". Misal : PS Jakarta, PS Bandung, PS Bogor.
Nah kalo make PS kan sama halnya dengan FC (Sama2 dua hurup), dan apabila menyebut PS Jakarta menjadi hanya "Jakarta" saja, kan tidak terkesan dipaksakan? coba dibandingkan dengan Persimak Makassar yang berarti Persatuan Sepakbola Indonesia Makassar Makassar (Kata Makassar diulang dua kali , tidak efektiv. )
Satu lagi, pemakaian nama "Indonesien Voetball Bond"/"Persi-" sebelum nama daerah dipakai ketika Belanda masi njajah Indonesia, kan? untuk membedakan mana klub asli Pribumi dan mana klub dari kompeni cmiiw. Nah, padahal kita aja udah merdeka sedjak 17-08-1905 (taun Jepang) . Penggunaan kata "Indonesia" di jaman sekarang tidak terlalu efektif. Karena kita tau kalo klub kita itu dari Indonesia. Coba lihat apakah ada klub Inggris bernama Englifoclumanch (English Football Club of Manchester)?? atau Englifoclulon (English Football Club of London)??
That's my opinion
ko jadi masalah efisiensi kang? hehe..
kan yang di bahas di awal masalah pencitraan & karakteristik bangsa..
dari jaman dulu setau sama PERSIB selalu disebut PERSIB, ga pernah disebut PERSIB Bandung.
baru setelah masuk ke era merger liga profesional, mulai dipake nama Persib Bandung (cat: PERSIB dirubah cara penulisannya menjadi Persib, secara tata bahasa Indonesia, Persib tidak menjadi akronim, makanya dikasi tambahan Persib Bandung ) coba lihat logo PERSIB, ga ada tulisan Bandung kan
kesalahan dilakukan oleh generasi baru bukan oleh pencipta nama aslinya.
lagipula penulisan Persib Bandung lebih dikarenakan Indonesia mengikuti piala champions asia, yang dalam penulisan kode nama tim diharuskan menyertakan nama kota domisili. jadi namanya pada sat itu adalah PERSIB, Bandung (ingat ada tanda baca koma berarti pelengkap informasi), yang kedepannya malah dirubah menjadi PERSIB Bandung (tanpa koma) dan akhirnya berubah lagi menjadi Persib Bandung (tanpa huruf besar yang mengsiyaratkan akronim) yang sampai sekarang menjadi salah kaprah yang terus dipertahankan hanya demi mengejar Globalisasi (yang salah diartikan juga )
Globalisasi harusnya memiliki menyebarluaskan budaya yang berkembang secara lokal, agar diakui & digunakan oleh dunia. tapi di Indonesia Globalisasi diartikan menjadi bagaimana caranya supaya orang Indonesia ga dibilang kampungan kalo ke luar negeri, maka semua budaya dari luar negeri beramai2 diadopsi secara total & sukarela.
kalo untuk BVI, justru oleh Indonesia tatacara akronim dirubah.
kalo gaya eropa selalu mengacu kepada huruf awal dari tiap kata (BVI, FC, AFC, dll) kalo di Indonesia punya keunikan dengan merangkai akronim menjadi kata2 baru (yang bisa dibaca). misalnya Panglima Kodam, bukannya menjadi PK, tapi menjadi Pangdam, Wakil Presiden, bukannya jadi WP, tapi jadi Wapres, dll.
itu adalah karakteristik bangsa Indonesia. dengan merubah pola penamaan menjadi FC atau PS, itu sama dengan Indonesia mengalami penjajahan kembali dalam sistem tata penulisan & kehilangan faktor pembeda dengan negara lain.
tammora wrote:Coba lihat apakah ada klub Inggris bernama Englifoclumanch (English Football Club of Manchester)?? atau Englifoclulon (English Football Club of London)??
justru saya lebih merasa bangga kalo pada akhirnya klub2 liga Inggris menggunakan akronim dengan gaya ini..
EFoCoL (English Football Club of London)
EFoCoMan (English Football Club of Manchester)
karena itu menunjukkan kecerdasan & pola berpikir bangsa Indonesia diakui sebagai sesuatu yang memiliki kelebihan dibandingkan negara lain. sehingga Indoesia tidak akan menjadi bangsa kelas 2, kelas 3 atau bahkan tidak masuk dalam kategori kelas manapun.
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
metay wrote:
ko jadi masalah efisiensi kang? hehe..
kan yang di bahas di awal masalah pencitraan & karakteristik bangsa..
dari jaman dulu setau sama PERSIB selalu disebut PERSIB, ga pernah disebut PERSIB Bandung.
baru setelah masuk ke era merger liga profesional, mulai dipake nama Persib Bandung (cat: PERSIB dirubah cara penulisannya menjadi Persib, secara tata bahasa Indonesia, Persib tidak menjadi akronim, makanya dikasi tambahan Persib Bandung ) coba lihat logo PERSIB, ga ada tulisan Bandung kan Very Happy
kesalahan dilakukan oleh generasi baru bukan oleh pencipta nama aslinya.
lagipula penulisan Persib Bandung lebih dikarenakan Indonesia mengikuti piala champions asia, yang dalam penulisan kode nama tim diharuskan menyertakan nama kota domisili. jadi namanya pada sat itu adalah PERSIB, Bandung (ingat ada tanda baca koma berarti pelengkap informasi), yang kedepannya malah dirubah menjadi PERSIB Bandung (tanpa koma) dan akhirnya berubah lagi menjadi Persib Bandung (tanpa huruf besar yang mengsiyaratkan akronim) yang sampai sekarang menjadi salah kaprah yang terus dipertahankan hanya demi mengejar Globalisasi (yang salah diartikan juga )
Globalisasi harusnya memiliki menyebarluaskan budaya yang berkembang secara lokal, agar diakui & digunakan oleh dunia. tapi di Indonesia Globalisasi diartikan menjadi bagaimana caranya supaya orang Indonesia ga dibilang kampungan kalo ke luar negeri, maka semua budaya dari luar negeri beramai2 diadopsi secara total & sukarela.
kalo untuk BVI, justru oleh Indonesia tatacara akronim dirubah.
kalo gaya eropa selalu mengacu kepada huruf awal dari tiap kata (BVI, FC, AFC, dll) kalo di Indonesia punya keunikan dengan merangkai akronim menjadi kata2 baru (yang bisa dibaca). misalnya Panglima Kodam, bukannya menjadi PK, tapi menjadi Pangdam, Wakil Presiden, bukannya jadi WP, tapi jadi Wapres, dll.
itu adalah karakteristik bangsa Indonesia. dengan merubah pola penamaan menjadi FC atau PS, itu sama dengan Indonesia mengalami penjajahan kembali dalam sistem tata penulisan & kehilangan faktor pembeda dengan negara lain.
oh jadi gitu ya kang? hehe. maklum saya besar di era gombalisasi, jadi hal tersebut luput dari perhatian saya Namun karena terlalu banyak memakai huruf "P", jadi terdengar repetitif dan membosankan, Kang Menurut saya itu lho.
tammora- Join date : 31.07.10
Age : 30
Location : Yogya
Tim Favorit : Persipura Jayapura
Re: [UPDATE] Suara Masyarakat Untuk Mewujudkan Liga Profesional Utuh di Indonesia
perdebatan seru nih
memang sih terkesan kuno dengan memakai persi- atau perse- dan lainnya, tapi saya sepakat sama agan metay
itu adalah ciri kita
kelebihan bangsa kita
jayalah PERSIB-ku
memang sih terkesan kuno dengan memakai persi- atau perse- dan lainnya, tapi saya sepakat sama agan metay
itu adalah ciri kita
kelebihan bangsa kita
jayalah PERSIB-ku
gonen- Join date : 14.12.10
Similar topics
» Download Liga Indonesia untuk PES 2012
» [Share] Mau Tau Pemain Bola Profesional Yang Dulunya Menjadi Artis (Hanya Di Indonesia)
» (req) ada yang bisa buatin kit liga indonesia musim 2011/2012 untuk pes 2010 ??
» [UPDATE]Theme Songs Supporter Liga Indonesia
» (CHANTS & ANTHEM) untuk TIMNAS INDONESIA (update National Anthem of Malaysia)
» [Share] Mau Tau Pemain Bola Profesional Yang Dulunya Menjadi Artis (Hanya Di Indonesia)
» (req) ada yang bisa buatin kit liga indonesia musim 2011/2012 untuk pes 2010 ??
» [UPDATE]Theme Songs Supporter Liga Indonesia
» (CHANTS & ANTHEM) untuk TIMNAS INDONESIA (update National Anthem of Malaysia)
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik